Inilah 5 Keajaiban Niat yang Belum Banyak Diketahui
Kisah ini mendasari munculnya hadits Rasulullah SAW tentang pentingnya niat yang menyebabkan amalan seseorang diterima atau tertolak di sisi Allah. Demikian pula di jaman sekarang bagaimana kisah orang-orang dengan kemampuan terbatas seperti pemulung, tukang becak, pencari rumput dan lainnya mampu berangkat haji ke Baitullah karena memiliki niat yang kuat. Betapa hebat kekuatan niat ternyata ya. Mari kita simak 5 keajaiban dari niat buat seorang muslim yang perlu diketahui:
1. Niat akan tercatat sebagai satu pahala kebaikan, meski belum dilaksanakan
Abul Abbas, Abdullah bin Abbas bin Abdullah Muthalib ra berkata Rasulullah SAW menjelaskan, “Sesungguhnya Allah SWT sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu, siapa saja yang bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika ia mengerjakannya maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia mengerjakannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
1. Niat akan tercatat sebagai satu pahala kebaikan, meski belum dilaksanakan
Abul Abbas, Abdullah bin Abbas bin Abdullah Muthalib ra berkata Rasulullah SAW menjelaskan, “Sesungguhnya Allah SWT sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu, siapa saja yang bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika ia mengerjakannya maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia mengerjakannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Niat membedakan kedudukan suatu pekerjaan, dari suatu kebiasaan menjadi ibadah
Jika ingin menjadikan kebiasaan kita keseharian bernilai ibadah maka mulailah dengan niat karena Allah. Misalnya makan dan minum, jika hanya untuk memenuhi hasrat tubuh saja maka hal yang biasa tapi jika diniatkan untuk menjalankan perintah Allah , “makan dan minumlah” (QS.Al Araf:31) maka menjadi bernilai ibadah.
3. Niat letaknya di hati tapi menjadi syarat sahnya suatu ibadah
Tujuan dari niat adalah untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, ibadah sunah dan ibadah wajib. Untuk shalat kita harus niat, untuk berpuasa juga wajib niat malam sebelumnya. Demikian pula dalam haji. Niat ihram merupakan salah satu rukun haji.
4. Bisa membawa seseorang ke surga atau sebaliknya
Dalam HR Ahmad dari Abu Hurairah, “Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya diniatkan hanya untuk mencari wajah Allah, namun ia tidak bermaksud selain hanya untuk mendapat harta benda dunia, ia tidak akan mencium semerbak wangi surga.”
5. Menjadi motivasi besar untuk mengerjakan amalan dengan sungguh-sungguh
“Setiap orang itu hanya mendapat apa yang ia niatkan”. Niat merupakan bekal sekaligus pendorong kesungguhan berusaha sampai ia mendapatkan. Banyak orang dengan segala keterbatasan materi tapi bisa naik haji karena adanya niat besar yang memotivasinya untuk menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya Allah berkenan membuahkan hasil kesabarannya.
Dari Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, sungguh Allah sangat senang jika salah satu di antara kalian melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh.” (HR. Thabrani)
Tidaklah suatu pekerjaan dilakukan dengan sungguh-sungguh melainkan didahului dengan niat yang sungguh-sungguh pula. Tinggallah kita meraba dalam hati ditujukan untuk apa dan siapa niat itu? (sumber: ummionline)
